Nama
: Yustina Kopong
Nim : 292010061
MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF
Model pembelajaran berpikir iduktif merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu
strategi mengajar yang dikembangkan ubtuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengolah informasi. Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir siswa. Model ini dikembangkan atas dasar
beberapa postulat sebagai berikut.
- Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
- Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam setting tersebut siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu system konsep, yaitu (a) menghubungkan-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan – hubungan tersebut, (b) menarik kesimpulan berdasarkan fakta – fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan (c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru dalam hal ini dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut.
- Proses berpikir merupakan suaru urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai ketrampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karena itu, konsep tahapan .beraturan ini memerlukan strategi mengajar tetentu agar dapat mengendalikan tahapan – tahapan tersebut.
a. Prosedur
pembelajaran
Postulate
yang diajukan di atas menyatakan bahwa ketrampilan berpikir harus diajarkan
dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan
tiga tahapan dan karenanya ia mengembanglan tiga strategi cara mengajarkannay.
Strategi pertama adalah pembentukan konsep (concept
formation) sebagai dasar strategi dasar; kedua interpretai data (data interpretation) dan ketiga adalah
penerapan prinsisp (application of
principles).
· Strategi 1 : pembentukan konsep
Tahapan
pertama dalam strategi pembentukan konsep ini terdiri dari tiga langkah yaitu
1. Mengidentifikasi
data yang relevan dengan permasalahan
2. Mengelompokkan
data atas dasar kesamaan karakteristik
3. Membuat
kategori serta member label pada kelompok – kelompok data yang memilki kesamaan
karakteristik
·
Strategi
2 : interpretasi data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan
bagaimana menginterpretasikan dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan
strategi pertama (pembentukan konsep) cara ini dapat dilakukan denagn cara
mengajukan pertanyaan – pertanyaan tertentu.
Sebagai langkah pertama, guru dapat mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar dapat mengidentifikasikan aspek –
aspek tertentu dari suatu data. Contoh setelah siswa membaca bahasan tentang
bangun ruang guru mengajukan pertanyaan “ benda – benda apa saja yang
menyerupai dengan bangun ruang ? “
Berikutnya guru meminta siswa untuk menjelaskan
berbagai informasi yang telah diperoleh dengan menghubungkan anatara satu
dengan yang lai, pertanyaan yang menunujukan sebab akibat contoh “ apakah
menurut kalian jenis – jenis bangun ruang tersebut sama atau berbeda? Mengapa
?” atau “apakah jenis – jenis bangn ruang tersbut dapat dibuat berdasarkan jaring
– jaring yang sama ? jika ya apa yang membuat mereka sama dan jika tidak apa
yang membuatnya berbeda?”
Langkah ketiga adalah membuat kesimpulan. Pada
bagian ini guru dapat mengajukan pertanyaan “ jika demikian, apa yang
mempengaruhi dasar pembuatan bangun ruang?”
·
Strategi
3 : pembelajaran prinsip
Strategi
ketiga merupakan kelajutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat
merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan, menyimpulakan data, selanjutnya
mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam situasi
permasalahan yang berbeda, atau siswa
diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena
baru.
Langkah
pertama yang harus diajukan guru adalah mengajukan suatu permasalahan baru.
Pada bagian ini guru dapat mengajukan pertanyaan “apa yang akan terjadi jika pak
dudung tidak memiliki seperangkat computer dimeja kasir swlayannya?” langkah
berikutnya adalah meminta siswa untuk menjelaskan prediksi atau hipotesisnya.
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah, “menurut anda mengapa hal tersebut
terjadi? ‘’ langaka terakhrir adalah meminta siswa untuk menjelaskan dasar
teori / argument yang memperkuat hipotesisnya. Pada bagian ini, siswa diminta
untuk menggunakan logika dengan memanfaatkan data dan informasi pendukung yang
cukup dan akurat . untuk kebutuhan ini, pertanyaan yang dapat diajukan guru
adalah “apa alas an yang dapat memperkuat hal tersebut terjadi ?”
b. Aplikasi
Model
pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanya sangat
sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian strategi ini sangat membutuhkan
banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan lain dari model ini,
selain sangat sesuai untuk social study, juga dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran, seperti sains, bahasa, dan lain – lain. Satu hal lagi yang tidak kalah
penting, model ini juga secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif.