TEORI BELAJAR MENGAJAR
Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Ada beberapa teori belajar yang di pakai sesuai dengan kebutuhan
kita. Dalam suatu proses belajar harus
mempunyai teori – teori yang perlu di ketahui agar kita lebih memahami
bagaimana harus mengajari seorang peserta didik.
Ada beberapa teori yang di terapkan beberapa ahli
yang sesuai dengan kebutuhan kita.
1.
Teori Gestalt
Dalam
belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respone
yang tepat untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Belajar yang penting bukan
mengulangi apa yang telah di pelajari tapi, mengerti atau memperoleh insight.
Sifat – sifat belajar dengan insight ialah :
a. Insight tergantung dari kemampuan dasar
b. Insight tergantung dari pengalaman masa
lampau yang relevan
c. Insight
hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala
aspek yang perlu dapat diamati
d. Insight adalah hal yang harus di cari,
tidak dapat jatuh dari langit
e. Belajar dengan insight dapat diulangi
f. Insight
sekali dapat di gunakan untuk menghadapi situasi – situasi yang baru
·
Prinsip belajar menurut teori Gestalt
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang
berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran lain sebanyak mungkkin.
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak
– anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk
menerima bahan pelajaran itu.
c. Siswa sebagai organisme keseluruhan
Siswa
belajar tak hanya inteleknnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaninya.
d. Terjadi transfer
Belajar
pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama adalah memperoleh
response yang tepat.
e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman
adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya
f. Belajar harus dengan insight
Insight
adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian
tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsure yang
mengandung suatu problem.
g. Belajar
lebih berhasil bila hubungan dengan minat keinginan dan tujuan siswa.
h. Belajar berlangsung terus – menerus
Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya
di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Menurut saya teori ini sangat cocok apa
bila kita terapkan dalam proses belajar mengajar karena hubungan baik yang
diciptakan antara pendidik dan peserta didik, pengalaman yang saya alami waktu
saya masih SMA saya tidak begitu menyukai pelajaran matematika, tapi akhirnya
saya menyukai matematika karena guru yang mengajar sangat bersahabat dengan
siswa dari hubungan yang diterapkan dari guru maka siswa tersebut akan merasa
nyaman saat mengikuti pelajaran. Ada teori yang lain seperti teori
2. Teori Belajar Menurut J. Bruner
Bruner berpendapat, alangkah baiknya
bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat
sesuai dengan kemampuan siswa untuk maju dan cepat sesuai dengan kemampuan
siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Teori ini baik untuk diterapkan karena siswa ingin maju dengan kemampuan
yang dimiliki seprti siswa yang lebih suka pelajaran sains, tapi ia tidak di
beri kesempatan untuk lebih mempelajari mata pelajaran tersebut dengan baik,
dari situ anak tersebut lebih senarus
bermalas –malasan ketimbang harus mempelajari sesuatu yang tidak
disukai.
Teori yang berikutnya yaitu
3. Teori
Belajar dari Piaget
Pendapat piaget mengenai perkembangan
proses belajar pada anak- anak adalah sebagai berikiut :
a) Anak
mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
b) Perkembangan
mental pada anak melalui tahap – tahap melalui tahap – tahap tetrtentu menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak.
c) Walaupun
berlangsungnya tahap –tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu.
d) Perkembangan mental
anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
1. Kemasakan
2. Pengalaman
3. Interaksi social
4. Equilibration ( proses dari ketiga
factor di atas bersama – sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental
).
e) Ada
3 tahap perkembangan yaitu :
1. Berpikir secara intuitif ± 4 tahun
2. Beroperasi secara konkret ± 7 tahun
3. Beroperasi secara formal ± 11 tahun
Perlu
diketahui bahwa dalam perkembangan intelektual terajadi proses yang sederhana
seperti melihat.
4. Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne
memberikan dua defenisi, yaitu :
a. Belajar ialah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku;
b. Belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.
Mulai
masa bayi manusia mengadakan intertaksi dengan lingkungan, tetapi baru dalam
bentuk “ sensori – motor coordination”.
Kemudian ia akan belajar menggunakan bahasa ini penting artinya untuk
belajar.
Tugas
pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan “sosialisasi” denagan anak lain,
atau orang dewasa.
Tugas
kedua adalah belajar mengguanakan symbol – symbol yang menyatakan keadaan
sekelilingnya, sperti : gambar, huruf, angka, diagram dsbnya.
Gagne
menyatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi
menjadi 5 kategori, yang disebut “ The domains of learning “ yaitu :
1) Ketrampilan
motoris ( motor skill )
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai
gerakan badan,misalnya melmpar bola dll.
2) Informasi
verbal
Orang dapat menjelaskan
sesuatu dengan bebicara, menulis, menggambar.
3) Kemampuan
intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan
dunia luar dengan menggunakan symbol – symbol.
4) Strategi
kognitif
Ini merupakan organisasi keterampilan
yang internal ( internal organized skill ) yang perlu untuk belajar mengingat
dan berpikir.
5) Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari
dengan ulangan – ulangan tidak
tergantung atau di pengaruhi oleh hubungan ferbal seperti halnya domain
yang lain.
5. Purposeful Learning
Purpose learning adalah belajar yang
dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan yang
a) Dilakukan
siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain
b) Dilakukan
siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi belajar mengajar di sekolah.
6.
Belajar dengan jalan mengamati dan
meniru (observasi Learning and Imition)
1. Model
yang ditiru
1) Kehidupan
yang nyata
Misalnya
oranmg tua di rumah, guru di sekolah, dan orang lain dalam masyarakat
2) Simbolik
Dalam
golongan ini adalah model adalah model yang dipresentasikan secara lisan,
tertulis atau dalam bentuk gambar
3) Representasional
Termasuk
dalam golongan ini adalah model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat –
alat audiovisual, terutama televise dan video.
Dari teori – teori diatas ada
pengaruhnya bagi siswa yaitu pengaruh dari proses meniru, seperti siswa SD guru
merupakan panutan bagi siswa, bagi seorang siswa SD guru adalah orang yang
sangat dipercaya. Siswa akan merespone pelajaran yang di berikan guru apabila guru memberi hadiah pada saat siswa tersebut
mampu merespon baik apa yang diajarkan guru, akan tetapi bila keseringan guru
memberi hadiah kepada siswa karena ia pintar atau mampu merespon pelajaran guru
secara baik kebiasaan seperti ini sebaiknya tidak boleh sering diterapkan
karena siswa akan termotifasi belajar karena ia mau mendapatkan hadiah.
Ada teori yang lain seperti Teori
Belajar yang bermakna ( Meaning Learning ), adapun tipe- tipe belajar terdapat
dua dimensi dalam tipe – tipe belajar, yaitu :
1. Dimensi
menerima ( reception learning ) dan menemukan ( discovery learning )
2. Dimensi
menghafal ( rote learning ) dan belajar bermakna
( meaningful learning )
Di dalam reception learning semua bahan yang harus di pelajari diberikan
dalam bentuknya yang final ( bentuk yang sudah jadi ) dalam bahan yang
disajikan ( expository material ).
Di dalam discovery learning, tidak semua yang harus dipelajari
dipresentasikan untuk final, beberapa bagian harus dicari, diidentifikasikan
oleh pelajar sendiri. Pelajar harus mencari informasi sendiri ini sangat baik
bagi pelajar karena pada saat pelajar mencari tahu informasi sendiri ia sudah
belajar dari apa yang ia dapatkan setelah itu guru dapat membantu dengan
menjelaskan apa yang belum dimengerti siswa.
Menerima dan menemukan ( reception dan discovery ) adalah langkah pertama dalam belajar. Langkah kedua
adalah usaha mengingat atau menguasai apa yang dipelajari itu agar kemudian
dapat dipergunakan. Jika seseorang berusaha menguasai informasi baru itu dengan
jalan menghubungkan denagan apa yang telah diketahuinya, terjadilah belajar
yang bermakna. Jika seseoarang hanya berusaha mengingat informasi baru itu,
terjadilah menhafal ( rote learning ).
Mengajar menurut saya adalah membagi
ilmu yang kita punya kepada orang lain dengan cara mendidik seseorang.
Mengajar pada
hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar
untuk merubah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada
seseorang.Beberapa teori mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara
lain adalah:
1. Teori
Mengajar Bruner
Bruner berpendapat bahwa mengajar hendaknya:a.
Menguraikan pengalaman belajar yang perlu ditempuh oleh siswa. Menguraikan cara
organisasi batang tubuh ilmu pengetahuan yang akan dipeljarinya.
a) Menguraikan
secara sistematis pokok – pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa.
b) Menguraikan
pengetahuan – pengetahuan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan bagi
Bruner mengajar adalah penyajian kosep – konsep dan masalah secara bertahap
dalam bentuk yang dilaksanakan.
Bagi Bruner
mengajar adalah
penyajian
konsep-konsep dan masalah secara bertahapdalam
bentuk yang mudah dipahami.
Bruner mengemukakan beberpa teknik penyajian
yaitu:
a. Sibolik
berupa penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan memperhatikan
perkembangan jiwa anak.
b. Ikonik
berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa penyajian ini
bersifat abstrak.
c. Enaktif
berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor artinya pelajar dan guru
langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.
Setelah apa yang ketahui di atas tentang
teori-teori belajar ternyata teori yang diterapkan oleh Bruner dan Piaget tidak
jauh berbeda, mereka sama – sama ingin menerapkan teori belajar mengajar yang bisa
kita terapkan dalam proses belajar mengajar . Bruner mengajarkan tentang
bagaimana penggunaan alat – alat mengajar seperti alat untuk menyampaikan pengalaman
“vicarious” Yaitu menyajikan bahan-bahan kepada murid-murid yang sedianya
tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah.
Ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll. Pengalaman saya waktu saya SD di sekolah saya dalam menerapkan alat-
alat mengajar tersebut belum terlalu di pergunakan, untuk gruru – guru lebih
banyak berbicara menyampaikan apa yang ada dalam buku pelajaran tersebut tanpa
menggunakan alat – alat mengajar tersebut.
Tapi dengan berkembangnya teknologi
mungkin sekarang di SD saya sudah mulai menggunakan alat – alat mengajar tersebut,
agar siswa dapat melihat secara nyata, dengan mnggunakan alat- alat mengajar. Dengan membaca teori – teori mengajar
diatas semoga semua calon – calon pendidik dapat menerapkan teori-teori
tersebut kepada peserta didik, agar pengetahuan mereka berkembang secara baik.